E-commerce merupakan satu set dinamis teknologi, aplikasi dan proses
bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen, dan komunitas tertentu
melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang, pelayanan dan
informasi yang dilakukan secara elektronik. M. Suyanto (2003)
mengatakan, e-commerce (EC) merupakan konsep baru yang bisa digambarkan
sebagai proses jual beli barang atau jasa pada World Wide Web internet
(Shim, Qureshi, Siegel, 2000) atau proses jual beli atau pertukaran
produk, jasa dan informasi melalui jaringan informasi termasuk internet
(Turban, Lee, king, Chung, 2000). Kalakota dan Whinston (1997)
mendefinisikan e-commerce dari beberapa perspektif berikut:
1. Dari perspektif komunitas, e-commerce merupakan pengiriman informasi, produk/layanan, atau pembayaran melalui lini telepon, jaringan komputer atau sarana elektronik lainnya.
2. Dari perspektif proses bisnis, e-commerce merupakan aplikasi teknologi menuju otomatisasi transaksi dan aliran kerja perusahaan.
3. Dari perspektif layanan, e-commerce merupakan satu alat yang memenuhi keinginan perusahaan, konsumen, dan manajemen dalam memangkas service cost ketika meningkatkan mutu barang dan ketepatan pelayanan.
4. Dari perspektif on line, e-commerce berkaitan dengan kapasitas jual beli produkdan informasi di internet dan jasa on line lainnya. E-commerce bisa beragam bentuknya tergsntung pada tingkat digitalitas produk/ layanan untuk dijual dan sebagainya. Phillip Kotler (2000) mengatakan, pemasaran merupakan proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi. Strategi menurut Phillip Kotler adalah program yang luas untuk mendefinisikan dan mencapai tujuan organisasi dan melakukan misinya. Program merupakan peran aktif yang didasari rasional yang dimainkan oleh manajemen dalam merumuskan strategi perusahaan/ organisasi. Sedangkan perspektif selanjutnya , strategi adalah pola tanggapan organisasi yang dilakukan terhadap lingkungannya sepanjang waktu (James A.F. Stoner 1991). Tujuan pemasaran adalah untuk mengetahui dan memahami pelanggan sedemikian rupa
Dilihat dari jenisnya, E-Commerce kerap dibagi menjadi dua kategori, yaitu B-to-B dan B-to-C. Prinsip pembagian ini dilandasi pada jenis institusi atau komunitas yang melakukan interaksi perdagangan dua arah. Jika dilihat dari perspektif lain, yaitu berdasarkan jenis aplikasi yang dipergunakan, E-Commerce dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) tipe: I-Market, Customer Care, Vendors Management, dan Extended Supply Chain (Fingar, 2000).
Sumber: Peter Fingar et al, 2000
I-Market
Internet Market (I-Market) didefinisikan sebagai suatu tempat atau arena di dunia maya dimana calon pembeli dan penjual saling bertemu untuk melakukan transaksi secara elektronis melalui medium internet. Dari definisi tersebut terlihat bahwa tipe bisnis yang terjadi adalah B-to-C karena sebagai penjual produk atau jasa, perusahaan berusaha menghubungkan dirinya dengan I-Market yang notabene merupakan komunitas para pengguna internet yang ada di seluruh dunia. Prinsip yang dipegang dalam tipe ini adalah perusahaan menyediakan berbagai informasi lengkap mengenai seluruh produk atau jasa yang ditawarkan melalui internet, dengan harapan bahwa ada calon pelanggan yang pada akhirnya melakukan pemesanan atau pembelian terhadap produk atau jasa tersebut (order).
Customer Care
Tipe aplikasi E-Commerce kedua adalah suatu usaha dari perusahaan untuk menjalin hubungan interaktif dengan pelanggan atau konsumen yang telah dimilikinya. Jika pada waktu terdahulu perusahaan biasanya menyediakan nomor telepon bebas pulsa (toll free) sebagai sarana yang dapat dipergunakan pelanggan untuk bertanya, berdiskusi, atau menyampaikan keluhan sehubungan dengan produk atau jasa yang telah atau akan dibelinya. Nomor telepon ini pada dasarnya dihubungkan dengan pusat informasi perusahaan atau call center. Dengan berkembangnya internet, maka dengan mudah konsumen dapat berhubungan dengan customer service perusahaan selama 24 jam melalui situs terkait. Tengoklah beberapa pelayanan yang biasa ditawarkan melalui situs seperti: FAQ (Frequently Asked Questions), real time chatting, customer info changes, dan lain sebagainya. Prinsip utama yang diharapkan oleh perusahaan dengan mengimplementasikan E-Commerce jenis ini adalah untuk memberikan pelayanan (supports and services) yang prima sehingga mempertinggi atau meningkatkan loyalitas konsumen. Seperti halnya dengan I-Market, sebagian besar aplikasi yang dipergunakan bersifat B-to-C.
Vendors Management
Hakekat dari sebuah bisnis adalah melakukan transformasi “bahan mentah” menjadi sebuah produk atau jasa yang ditawarkan kepada konsumen. Dengan kata lain, mayoritas perusahaan pastilah memiliki pemasok (supplier) “bahan mentah” tersebut. Disamping itu, berbagai aktivitas penunjang seperti proses administrasi, pengelolaan SDM, dan lain sebagainya kerap membutuhkan beragam barang yang harus dibeli dari perusahaan lain. Proses pembelian yang berlangsung secara kontinyu dan berulang secara periodik tersebut pada dasarnya memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap pengeluaran total perusahaan (cost center). Penerapan aplikasi E-Commerce untuk menghubungkan perusahaan dengan para vendor pemasok berbagai kebutuhan bisnis sehari-hari dapat menekan biaya total yang dikeluarkan untuk aktivitas pengadaan dan pembelian barang. Dengan dimanfaatkannya aplikasi E-Commerce jenis ini, perusahaan dapat melakukan eliminasi berbagai proses yang tidak perlu, mengintegrasi beberapa proses yang dapat sekaligus dilakukan, menyederhanakan proses yang berbelit-belit, dan mengotomatisasikan proses-proses manual yang memakan waktu dan biaya. Sehingga prinsip yang dijalankan dalam implementasi aplikasi E-Commerce ini adalah perusahaan melakukan proses pemesanan, pengadaan, dan pembeliaan bahan-bahan yang dibutuhkan dari berbagai pemasok dan vendor melalui internet, dan para rekanan ini akan mengirimkannya kepada perusahaan sesuai dengan kebutuhan. Tipe B-to-B merupakan platform transaksi yang diterapkan dalam tipe E-Commerce ini.
1. Dari perspektif komunitas, e-commerce merupakan pengiriman informasi, produk/layanan, atau pembayaran melalui lini telepon, jaringan komputer atau sarana elektronik lainnya.
2. Dari perspektif proses bisnis, e-commerce merupakan aplikasi teknologi menuju otomatisasi transaksi dan aliran kerja perusahaan.
3. Dari perspektif layanan, e-commerce merupakan satu alat yang memenuhi keinginan perusahaan, konsumen, dan manajemen dalam memangkas service cost ketika meningkatkan mutu barang dan ketepatan pelayanan.
4. Dari perspektif on line, e-commerce berkaitan dengan kapasitas jual beli produkdan informasi di internet dan jasa on line lainnya. E-commerce bisa beragam bentuknya tergsntung pada tingkat digitalitas produk/ layanan untuk dijual dan sebagainya. Phillip Kotler (2000) mengatakan, pemasaran merupakan proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi. Strategi menurut Phillip Kotler adalah program yang luas untuk mendefinisikan dan mencapai tujuan organisasi dan melakukan misinya. Program merupakan peran aktif yang didasari rasional yang dimainkan oleh manajemen dalam merumuskan strategi perusahaan/ organisasi. Sedangkan perspektif selanjutnya , strategi adalah pola tanggapan organisasi yang dilakukan terhadap lingkungannya sepanjang waktu (James A.F. Stoner 1991). Tujuan pemasaran adalah untuk mengetahui dan memahami pelanggan sedemikian rupa
Dilihat dari jenisnya, E-Commerce kerap dibagi menjadi dua kategori, yaitu B-to-B dan B-to-C. Prinsip pembagian ini dilandasi pada jenis institusi atau komunitas yang melakukan interaksi perdagangan dua arah. Jika dilihat dari perspektif lain, yaitu berdasarkan jenis aplikasi yang dipergunakan, E-Commerce dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) tipe: I-Market, Customer Care, Vendors Management, dan Extended Supply Chain (Fingar, 2000).
Sumber: Peter Fingar et al, 2000
I-Market
Internet Market (I-Market) didefinisikan sebagai suatu tempat atau arena di dunia maya dimana calon pembeli dan penjual saling bertemu untuk melakukan transaksi secara elektronis melalui medium internet. Dari definisi tersebut terlihat bahwa tipe bisnis yang terjadi adalah B-to-C karena sebagai penjual produk atau jasa, perusahaan berusaha menghubungkan dirinya dengan I-Market yang notabene merupakan komunitas para pengguna internet yang ada di seluruh dunia. Prinsip yang dipegang dalam tipe ini adalah perusahaan menyediakan berbagai informasi lengkap mengenai seluruh produk atau jasa yang ditawarkan melalui internet, dengan harapan bahwa ada calon pelanggan yang pada akhirnya melakukan pemesanan atau pembelian terhadap produk atau jasa tersebut (order).
Customer Care
Tipe aplikasi E-Commerce kedua adalah suatu usaha dari perusahaan untuk menjalin hubungan interaktif dengan pelanggan atau konsumen yang telah dimilikinya. Jika pada waktu terdahulu perusahaan biasanya menyediakan nomor telepon bebas pulsa (toll free) sebagai sarana yang dapat dipergunakan pelanggan untuk bertanya, berdiskusi, atau menyampaikan keluhan sehubungan dengan produk atau jasa yang telah atau akan dibelinya. Nomor telepon ini pada dasarnya dihubungkan dengan pusat informasi perusahaan atau call center. Dengan berkembangnya internet, maka dengan mudah konsumen dapat berhubungan dengan customer service perusahaan selama 24 jam melalui situs terkait. Tengoklah beberapa pelayanan yang biasa ditawarkan melalui situs seperti: FAQ (Frequently Asked Questions), real time chatting, customer info changes, dan lain sebagainya. Prinsip utama yang diharapkan oleh perusahaan dengan mengimplementasikan E-Commerce jenis ini adalah untuk memberikan pelayanan (supports and services) yang prima sehingga mempertinggi atau meningkatkan loyalitas konsumen. Seperti halnya dengan I-Market, sebagian besar aplikasi yang dipergunakan bersifat B-to-C.
Vendors Management
Hakekat dari sebuah bisnis adalah melakukan transformasi “bahan mentah” menjadi sebuah produk atau jasa yang ditawarkan kepada konsumen. Dengan kata lain, mayoritas perusahaan pastilah memiliki pemasok (supplier) “bahan mentah” tersebut. Disamping itu, berbagai aktivitas penunjang seperti proses administrasi, pengelolaan SDM, dan lain sebagainya kerap membutuhkan beragam barang yang harus dibeli dari perusahaan lain. Proses pembelian yang berlangsung secara kontinyu dan berulang secara periodik tersebut pada dasarnya memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap pengeluaran total perusahaan (cost center). Penerapan aplikasi E-Commerce untuk menghubungkan perusahaan dengan para vendor pemasok berbagai kebutuhan bisnis sehari-hari dapat menekan biaya total yang dikeluarkan untuk aktivitas pengadaan dan pembelian barang. Dengan dimanfaatkannya aplikasi E-Commerce jenis ini, perusahaan dapat melakukan eliminasi berbagai proses yang tidak perlu, mengintegrasi beberapa proses yang dapat sekaligus dilakukan, menyederhanakan proses yang berbelit-belit, dan mengotomatisasikan proses-proses manual yang memakan waktu dan biaya. Sehingga prinsip yang dijalankan dalam implementasi aplikasi E-Commerce ini adalah perusahaan melakukan proses pemesanan, pengadaan, dan pembeliaan bahan-bahan yang dibutuhkan dari berbagai pemasok dan vendor melalui internet, dan para rekanan ini akan mengirimkannya kepada perusahaan sesuai dengan kebutuhan. Tipe B-to-B merupakan platform transaksi yang diterapkan dalam tipe E-Commerce ini.
Extended Supply Chain
Supply Chain adalah urutan proses atau aktivitas yang dijalankan perusahaan mulai dari “bahan mentah” (raw materials) dibeli sampai dengan produk jadi ditawarkan kepada calon konsumen. Proses generik yang biasa dilakukan dalam supply chain adalah: pengadaan bahan mentah, penyimpanan bahan mentah, produksi atau operasi bahan mentah menjadi bahan baku/jadi, penyimpanan bahan baku/jadi, distribusi, pemasaran dan penjualan, serta pelayanan purna jual. Tidak seperti pada perusahaan konvensional dimana proses dari hulu ke hilir ini dilakukan secara penuh dan menyeluruh oleh perusahaan, untuk dapat berkompetisi di era globalisasi seperti saat ini, perusahaan harus menjalin kerja sama dengan rekanan bisnis yang lain (collaboration to compete). Kunci dari kerja sama ini adalah untuk menciptakan suatu produk atau jasa yang lebih murah, lebih baik, dan lebih cepat dari yang ditawarkan para kompetitor. Tentu saja untuk dapat menciptakan produk atau jasa yang demikian, proses penciptaan produk atau jasa di internal perusahaan harus dilakukan pula secara murah, baik, dan cepat. Di sinilah prinsip penggunaan E-Commerce dipergunakan, yaitu untuk melakukan optimisasi supply chain perusahaan dengan cara menjalin hubungan dengan seluruh rekanan atau pihak-pihak lain yang terlibat langsung dalam proses penciptaan produk atau jasa melalui jalur elektronis semacam internet. Jelas terlihat bahwa seperti halnya tipe E-Commerce Vendor Management, prinsip B-to-B merupakan platform yang diterapkan dalam pengembangan E-Commerce terkait.
Berikut kami jabarkan
lima model bisnis yang diusung oleh pelaku bisnis e-commerce di
Indonesia. Anda juga dapat menggunakan informasi ini untuk mengenal
lebih jauh website manakah yang lebih cocok Anda gunakan untuk kegiatan
bisnis online Anda.
Baca juga: 5 model bisnis e-commerce di Indonesia http://id.techinasia.com/5-model-bisnis-ecommerce-di-indonesia/
Baca juga: 5 model bisnis e-commerce di Indonesia http://id.techinasia.com/5-model-bisnis-ecommerce-di-indonesia/
Berikut
kami jabarkan lima model bisnis yang diusung oleh pelaku bisnis e-commerce di
Indonesia. Anda juga dapat menggunakan informasi ini untuk mengenal lebih jauh
website manakah yang lebih cocok Anda gunakan untuk kegiatan bisnis online
Anda.
Berikut kami jabarkan
lima model bisnis yang diusung oleh pelaku bisnis e-commerce di
Indonesia. Anda juga dapat menggunakan informasi ini untuk mengenal
lebih jauh website manakah yang lebih cocok Anda gunakan untuk kegiatan
bisnis online Anda.
Baca juga: 5 model bisnis e-commerce di Indonesia http://id.techinasia.com/5-model-bisnis-ecommerce-di-indonesia/
Baca juga: 5 model bisnis e-commerce di Indonesia http://id.techinasia.com/5-model-bisnis-ecommerce-di-indonesia/
1. 1. Classifieds/listing/iklan baris
adalah model bisnis e-commerce paling sederhana yang cocok digunakan di
negara-negara berkembang. Dua kriteria yang biasa diusung model bisnis ini:
Website yang bersangkutan tidak memfasilitasi kegiatan transaksi online Penjual
individual dapat menjual barang kapan saja, dimana saja secara gratis Tiga
situs iklan baris yang terkenal di Indonesia ialah Tokobagus, Berniaga, dan
OLX. Kaskus selaku forum online terbesar di Indonesia juga bisa dibilang masih
menggunakan model bisnis iklan baris di forum jual belinya. Ini dikarenakan
Kaskus tidak mengharuskan penjualnya untuk menggunakan fasilitas rekening
bersama atau escrow. Jadi transaksi masih dapat terjadi langsung antara penjual
dan pembeli. Metode transaksi yang paling sering digunakan di situs iklan baris
ialah metode cash on delivery atau COD.
Cara mencari uang: iklan premium.
Jenis penjual: situs
iklan baris seperti ini cocok bagi penjual yang hanya ingin menjual sekali-kali
saja, seperti barang bekas atau barang yang stoknya sedikit.
2 2. Marketplace C2C (Customer to Customer)
adalah model
bisnis dimana website yang bersangkutan tidak hanya membantu mempromosikan
barang dagangan saja, tapi juga memfasilitasi transaksi uang secara online.
Berikut ialah indikator utama bagi sebuah website marketplace: Seluruh
transaksi online harus difasilitasi oleh website yang bersangkutan Bisa
digunakan oleh penjual individual Kegiatan jual beli di website marketplace
harus menggunakan fasilitas transaksi online seperti layanan escrow atau
rekening pihak ketiga untuk menjamin keamanan transaksi. Penjual hanya akan
menerima uang pembayaran setelah barang diterima oleh pembeli. Selama barang
belum sampai, uang akan disimpan di rekening pihak ketiga. Apabila transaksi
gagal, maka uang akan dikembalikan ke tangan pembeli. Tiga situs marketplace di
Indonesia yang memperbolehkan penjual langsung berjualan barang di website ialah Tokopedia, Bukalapak, dan Lamido.
Ada juga situs marketplace lainnya yang mengharuskan penjual menyelesaikan
proses verifikasi terlebih dahulu seperti Blanja dan Elevenia. Cara mencari uang: layanan penjual
premium, iklan premium, dan komisi dari setiap transaksi.
Jenis penjual: situs
marketplace seperti ini lebih cocok bagi penjual yang lebih serius dalam
berjualan online. Biasanya sang penjual memiliki jumlah stok barang yang cukup
besar dan mungkin sudah memiliki toko fisik.
3. Shopping mall
Model bisnis ini mirip sekali dengan marketplace, tapi
penjual yang bisa berjualan disana haruslah penjual atau brand ternama karena
proses verifikasi yang ketat. Satu-satunya situs online shopping mall yang
beroperasi di Indonesia ialah Blibli.
Cara mencari uang: komisi
dari penjual.
5 model bisnis
e-commerce di Indonesia
January 20, 2014
at 2:41 pm
Enricko Lukman
FacebookTwitterGoogle+PocketWhatsApp
5 model bisnis e-commerce
(Update: Kami menambahkan lebih banyak situs website yang bisa dijadikan
pedoman.)
Tahukah Anda bahwa ternyata website e-commerce seperti TokoBagus,
Tokopedia, dan Blibli memiliki model bisnis yang berbeda? Karena model
bisnis yang berbeda itulah mereka tidak dapat dibandingkan satu dengan
yang lainnya sebagai saingan.
Berikut kami jabarkan lima model bisnis yang diusung oleh pelaku bisnis
e-commerce di Indonesia. Anda juga dapat menggunakan informasi ini untuk
mengenal lebih jauh website manakah yang lebih cocok Anda gunakan untuk
kegiatan bisnis online Anda.
1. Classifieds/listing/iklan baris
Ini adalah model bisnis e-commerce paling sederhana yang cocok digunakan
di negara-negara berkembang. Dua kriteria yang biasa diusung model
bisnis ini:
Website yang bersangkutan tidak memfasilitasi kegiatan transaksi
online
Penjual individual dapat menjual barang kapan saja, dimana saja
secara gratis
Tiga situs iklan baris yang terkenal di Indonesia ialah Tokobagus,
Berniaga, dan OLX. Kaskus selaku forum online terbesar di Indonesia juga
bisa dibilang masih menggunakan model bisnis iklan baris di forum jual
belinya. Ini dikarenakan Kaskus tidak mengharuskan penjualnya untuk
menggunakan fasilitas rekening bersama atau escrow. Jadi transaksi masih
dapat terjadi langsung antara penjual dan pembeli.
Metode transaksi yang paling sering digunakan di situs iklan baris ialah
metode cash on delivery atau COD.
(Baca juga: 6 fakta mengenai COD di Indonesia)
Cara mencari uang: iklan premium.
Jenis penjual: situs iklan baris seperti ini cocok bagi penjual yang
hanya ingin menjual sekali-kali saja, seperti barang bekas atau barang
yang stoknya sedikit.
2. Marketplace C2C (Customer to Customer)
Ini adalah model bisnis dimana website yang bersangkutan tidak hanya
membantu mempromosikan barang dagangan saja, tapi juga memfasilitasi
transaksi uang secara online. Berikut ialah indikator utama bagi sebuah
website marketplace:
Seluruh transaksi online harus difasilitasi oleh website yang
bersangkutan
Bisa digunakan oleh penjual individual
Kegiatan jual beli di website marketplace harus menggunakan fasilitas
transaksi online seperti layanan escrow atau rekening pihak ketiga untuk
menjamin keamanan transaksi. Penjual hanya akan menerima uang
pembayaran setelah barang diterima oleh pembeli. Selama barang belum
sampai, uang akan disimpan di rekening pihak ketiga. Apabila transaksi
gagal, maka uang akan dikembalikan ke tangan pembeli.
Tiga situs marketplace di Indonesia yang memperbolehkan penjual langsung
berjualan barang di website ialah Tokopedia, Bukalapak, dan Lamido. Ada
juga situs marketplace lainnya yang mengharuskan penjual menyelesaikan
proses verifikasi terlebih dahulu seperti Blanja dan Elevenia.
Cara mencari uang: layanan penjual premium, iklan premium, dan komisi
dari setiap transaksi.
Jenis penjual: situs marketplace seperti ini lebih cocok bagi penjual
yang lebih serius dalam berjualan online. Biasanya sang penjual memiliki
jumlah stok barang yang cukup besar dan mungkin sudah memiliki toko
fisik.
3. Shopping mall
Model bisnis ini mirip sekali dengan marketplace, tapi penjual yang bisa
berjualan disana haruslah penjual atau brand ternama karena proses
verifikasi yang ketat. Satu-satunya situs online shopping mall yang
beroperasi di Indonesia ialah Blibli.
Cara mencari uang: komisi dari penjual.
4. Toko online B2C (Business to Consumer)
Model bisnis ini cukup sederhana, yakni sebuah toko online dengan alamat
website (domain) sendiri dimana penjual memiliki stok produk dan
menjualnya secara online kepada pembeli. Beberapa contoh toko online di
Indonesia ialah Bhinneka, Lazada Indonesia, BerryBenka, dan Bilna 1.
Tiket.com, yang berfungsi sebagai platform jualan tiket secara online,
juga bisa dianggap sebagai toko online.
Keuntungan dari memiliki toko online Anda sendiri ialah Anda memiliki
kebebasan penuh disana. Anda dapat merubah jenis tampilan sesuka Anda
dan dapat membuat blog untuk memperkuat SEO toko online Anda.
Bagi Anda yang tertarik untuk membuka sebuah toko online secara mudah,
Anda dapat coba menggunakan Shopify, Jejualan, Pixtem, Jarvis Store, dan
Klakat.
Cara mencari uang: berjualan barang demi dapatkan profit.
Jenis penjual: model bisnis ini cocok bagi mereka yang serius berjualan
online dan siap mengalokasikan sumber daya mereka untuk mengelola situs
mereka sendiri.
5. Toko online di media sosial
Banyak penjual di Indonesia yang menggunakan situs media sosial seperti
Facebook dan Instagram untuk mempromosikan barang dagangan mereka.
Uniknya lagi, sudah ada pemain-pemain lokal yang membantu penjual
berjualan di situs Facebook yakni Onigi dan LakuBgt. Ada juga startup
yang mengumpulkan seluruh penjual di Instagram ke dalam satu website
yakni Shopious.
Membuat toko online di Facebook atau Instagram sangatlah mudah,
sederhana, dan asiknya gratis! Tapi penjual tidak dapat membuat
templatenya sendiri.
Di Indonesia, channel BBM pun juga sering digunakan sebagai media jual
beli barang.
Jenis penjual: penjual yang ingin memiliki toko online sendiri tapi
tidak ingin repot.
Ada juga beberapa bisnis online yang menggunakan beberapa model bisnis
diatas pada saat bersamaan. Dua contohnya ialah Qoo10 dan Rakuten
Belanja Online yang memiliki toko online B2C mereka sendiri serta
marketplace yang memverifikasi penjualnya terlebih dahulu.
Inilah model-model bisnis dari website e-commerce di Indonesia. Ingat
ya, membandingkan situs e-commerce satu dengan yang lainnya hanya dapat
dilakukan apabila mereka memiliki model bisnis yang serupa. Jadi tidak
akan cocok apabila kalian membandingkan perkembangan bisnis TokoBagus
(classifieds/listing/iklan baris) dengan Berrybenka (B2C) contohnya.
Apabila Anda memiliki pertanyaan seputar bisnis e-commerce di Indonesia,
silakan tuliskan pertanyaan Anda di bagian komentar di bawah.
Baca juga: 5 model bisnis e-commerce di Indonesia http://id.techinasia.com/5-model-bisnis-ecommerce-di-indonesia/
Baca juga: 5 model bisnis e-commerce di Indonesia http://id.techinasia.com/5-model-bisnis-ecommerce-di-indonesia/
1 4. Toko online B2C (Business to
Consumer)
Model bisnis
ini cukup sederhana, yakni sebuah toko online dengan alamat website (domain)
sendiri dimana penjual memiliki stok produk dan menjualnya secara online kepada
pembeli. Beberapa contoh toko online di Indonesia ialah Bhinneka, Lazada
Indonesia, BerryBenka, dan Bilna 1. Tiket.com, yang berfungsi sebagai platform
jualan tiket secara online, juga bisa dianggap sebagai toko online. Keuntungan
dari memiliki toko online Anda sendiri ialah Anda memiliki kebebasan penuh
disana. Anda dapat merubah jenis tampilan sesuka Anda dan dapat membuat blog
untuk memperkuat SEO toko online Anda. Bagi Anda yang tertarik untuk membuka
sebuah toko online secara mudah, Anda dapat coba menggunakan Shopify, Jejualan,
Pixtem, Jarvis Store, dan Klakat.
Cara mencari uang:
berjualan barang demi dapatkan profit. Jenis penjual: model bisnis ini cocok
bagi mereka yang serius berjualan online dan siap mengalokasikan sumber daya
mereka untuk mengelola situs mereka sendiri.
1 5. Toko online di media sosial Banyak penjual di Indonesia yang menggunakan situs
media sosial seperti Facebook dan Instagram untuk mempromosikan barang dagangan
mereka. Uniknya lagi, sudah ada pemain-pemain lokal yang membantu penjual
berjualan di situs Facebook yakni Onigi dan LakuBgt. Ada juga startup yang
mengumpulkan seluruh penjual di Instagram ke dalam satu website yakni Shopious.
Membuat toko online di Facebook atau Instagram sangatlah mudah, sederhana, dan
asiknya gratis! Tapi penjual tidak dapat membuat templatenya sendiri. Di
Indonesia, channel BBM pun juga sering digunakan sebagai media jual beli
barang.
Jenis penjual: penjual
yang ingin memiliki toko online sendiri tapi tidak ingin repot.
5 model bisnis
e-commerce di Indonesia
January 20, 2014
at 2:41 pm
Enricko Lukman
FacebookTwitterGoogle+PocketWhatsApp
5 model bisnis e-commerce
(Update: Kami menambahkan lebih banyak situs website yang bisa dijadikan
pedoman.)
Tahukah Anda bahwa ternyata website e-commerce seperti TokoBagus,
Tokopedia, dan Blibli memiliki model bisnis yang berbeda? Karena model
bisnis yang berbeda itulah mereka tidak dapat dibandingkan satu dengan
yang lainnya sebagai saingan.
Berikut kami jabarkan lima model bisnis yang diusung oleh pelaku bisnis
e-commerce di Indonesia. Anda juga dapat menggunakan informasi ini untuk
mengenal lebih jauh website manakah yang lebih cocok Anda gunakan untuk
kegiatan bisnis online Anda.
1. Classifieds/listing/iklan baris
Ini adalah model bisnis e-commerce paling sederhana yang cocok digunakan
di negara-negara berkembang. Dua kriteria yang biasa diusung model
bisnis ini:
Website yang bersangkutan tidak memfasilitasi kegiatan transaksi
online
Penjual individual dapat menjual barang kapan saja, dimana saja
secara gratis
Tiga situs iklan baris yang terkenal di Indonesia ialah Tokobagus,
Berniaga, dan OLX. Kaskus selaku forum online terbesar di Indonesia juga
bisa dibilang masih menggunakan model bisnis iklan baris di forum jual
belinya. Ini dikarenakan Kaskus tidak mengharuskan penjualnya untuk
menggunakan fasilitas rekening bersama atau escrow. Jadi transaksi masih
dapat terjadi langsung antara penjual dan pembeli.
Metode transaksi yang paling sering digunakan di situs iklan baris ialah
metode cash on delivery atau COD.
(Baca juga: 6 fakta mengenai COD di Indonesia)
Cara mencari uang: iklan premium.
Jenis penjual: situs iklan baris seperti ini cocok bagi penjual yang
hanya ingin menjual sekali-kali saja, seperti barang bekas atau barang
yang stoknya sedikit.
2. Marketplace C2C (Customer to Customer)
Ini adalah model bisnis dimana website yang bersangkutan tidak hanya
membantu mempromosikan barang dagangan saja, tapi juga memfasilitasi
transaksi uang secara online. Berikut ialah indikator utama bagi sebuah
website marketplace:
Seluruh transaksi online harus difasilitasi oleh website yang
bersangkutan
Bisa digunakan oleh penjual individual
Kegiatan jual beli di website marketplace harus menggunakan fasilitas
transaksi online seperti layanan escrow atau rekening pihak ketiga untuk
menjamin keamanan transaksi. Penjual hanya akan menerima uang
pembayaran setelah barang diterima oleh pembeli. Selama barang belum
sampai, uang akan disimpan di rekening pihak ketiga. Apabila transaksi
gagal, maka uang akan dikembalikan ke tangan pembeli.
Tiga situs marketplace di Indonesia yang memperbolehkan penjual langsung
berjualan barang di website ialah Tokopedia, Bukalapak, dan Lamido. Ada
juga situs marketplace lainnya yang mengharuskan penjual menyelesaikan
proses verifikasi terlebih dahulu seperti Blanja dan Elevenia.
Cara mencari uang: layanan penjual premium, iklan premium, dan komisi
dari setiap transaksi.
Jenis penjual: situs marketplace seperti ini lebih cocok bagi penjual
yang lebih serius dalam berjualan online. Biasanya sang penjual memiliki
jumlah stok barang yang cukup besar dan mungkin sudah memiliki toko
fisik.
3. Shopping mall
Model bisnis ini mirip sekali dengan marketplace, tapi penjual yang bisa
berjualan disana haruslah penjual atau brand ternama karena proses
verifikasi yang ketat. Satu-satunya situs online shopping mall yang
beroperasi di Indonesia ialah Blibli.
Cara mencari uang: komisi dari penjual.
4. Toko online B2C (Business to Consumer)
Model bisnis ini cukup sederhana, yakni sebuah toko online dengan alamat
website (domain) sendiri dimana penjual memiliki stok produk dan
menjualnya secara online kepada pembeli. Beberapa contoh toko online di
Indonesia ialah Bhinneka, Lazada Indonesia, BerryBenka, dan Bilna 1.
Tiket.com, yang berfungsi sebagai platform jualan tiket secara online,
juga bisa dianggap sebagai toko online.
Keuntungan dari memiliki toko online Anda sendiri ialah Anda memiliki
kebebasan penuh disana. Anda dapat merubah jenis tampilan sesuka Anda
dan dapat membuat blog untuk memperkuat SEO toko online Anda.
Bagi Anda yang tertarik untuk membuka sebuah toko online secara mudah,
Anda dapat coba menggunakan Shopify, Jejualan, Pixtem, Jarvis Store, dan
Klakat.
Cara mencari uang: berjualan barang demi dapatkan profit.
Jenis penjual: model bisnis ini cocok bagi mereka yang serius berjualan
online dan siap mengalokasikan sumber daya mereka untuk mengelola situs
mereka sendiri.
5. Toko online di media sosial
Banyak penjual di Indonesia yang menggunakan situs media sosial seperti
Facebook dan Instagram untuk mempromosikan barang dagangan mereka.
Uniknya lagi, sudah ada pemain-pemain lokal yang membantu penjual
berjualan di situs Facebook yakni Onigi dan LakuBgt. Ada juga startup
yang mengumpulkan seluruh penjual di Instagram ke dalam satu website
yakni Shopious.
Membuat toko online di Facebook atau Instagram sangatlah mudah,
sederhana, dan asiknya gratis! Tapi penjual tidak dapat membuat
templatenya sendiri.
Di Indonesia, channel BBM pun juga sering digunakan sebagai media jual
beli barang.
Jenis penjual: penjual yang ingin memiliki toko online sendiri tapi
tidak ingin repot.
Ada juga beberapa bisnis online yang menggunakan beberapa model bisnis
diatas pada saat bersamaan. Dua contohnya ialah Qoo10 dan Rakuten
Belanja Online yang memiliki toko online B2C mereka sendiri serta
marketplace yang memverifikasi penjualnya terlebih dahulu.
Inilah model-model bisnis dari website e-commerce di Indonesia. Ingat
ya, membandingkan situs e-commerce satu dengan yang lainnya hanya dapat
dilakukan apabila mereka memiliki model bisnis yang serupa. Jadi tidak
akan cocok apabila kalian membandingkan perkembangan bisnis TokoBagus
(classifieds/listing/iklan baris) dengan Berrybenka (B2C) contohnya.
Apabila Anda memiliki pertanyaan seputar bisnis e-commerce di Indonesia,
silakan tuliskan pertanyaan Anda di bagian komentar di bawah.
Baca juga: 5 model bisnis e-commerce di Indonesia http://id.techinasia.com/5-model-bisnis-ecommerce-di-indonesia/
Baca juga: 5 model bisnis e-commerce di Indonesia http://id.techinasia.com/5-model-bisnis-ecommerce-di-indonesia/
Dear readers, after reading the Content please ask for advice and to provide constructive feedback Please Write Relevant Comment with Polite Language.Your comments inspired me to continue blogging. Your opinion much more valuable to me. Thank you.