Adapun cerita ringkasnya adalah sebagai berikut :
1. Di
Ponorogo ada seorang bernama Suromenggolo, ia seorang yang sakti
mandraguna. Dalam hidupnya ia mempunyai seorang anak perempuan yang
bernama Sarinten, ia adalah wanita yang sangat cantik sekali. Karena
kecantikannya itu ia dilamar oleh seorang dari Trenggalek bernama
Singalodra. Karena Sarinten tidak mau, maka Sarinten dibunuh oleh
Singajaya atas perintah Singalodra.
2. Karenanya
marahlah Suromenggolo. Sehubungan dengan itu ia memasang umbul-umbul
sebagai tanda menantang perang terhadap Singalodra. Umbul-umbul tersebut
terlihat pula oleh Singalodra dan kawan-kawannya. Terjadilah
peperangan.
3. Dalam
peperangan ini mereka masing-masing saling mengerahkan prajurit.
Keduanya sangat kuat. Singalodra mengeluarkan kekuatannya/kesaktiannya
dengan gigi siungnya, sedang Suromenggolo dengan kekuatan/kesaktiannya
pada cemeti/pecut.
4. Abdi-abdi
Suromenggolo dalam keadaan yang demikian ini tidak dapat berbuat lebih
bayak. Mereka hanya bimbang/bingung. Padahal seharusnya ia memihak pada
bendara atau tuannya. Kadang-kadang ia menggambarkan peperangan ini
bagaikan pertarungan ayam jantan (adu jago). Sebagai gambaran bahwa
seekor ayam akan bertarung dengan gigihnya bahkan sampai matipun ia
rela.
Dengan
gambaran abdi-abdi yang demikian itu dapat ditangkap oleh kedua
prajurit. Sehingga mengakibatkan peperangan semakin seru. Mereka
masing-masing saling menggunakan kekuatan lahir : silat, pedang dan lain
sebagainya. Kekuatan batin dengan berbagai macam ilmu kebatinan.
Demikianlah
cerita singkat tentang Kesenian Incling Semagung yang diilhami dari
cerita aslinya dalam cerita Singalodra melawan Suromenggolo.