Radioaktivitas dan Kestabilan Inti – Kestabilan
inti atom dapat ditinjau dari aspek kinetika dan energitika. Kestabilan
secara energitika ditinjau dari aspek energi nukleosintesis dihubungkan
dengan energi komponen penyusunnya (proton dan neutron), disebut energi ikat inti.
Kestabilan secara kinetika ditinjau berdasarkan kebolehjadian inti
meluruh membentuk inti yang lain, disebut peluruhan radioaktif.
1. Ciri-Ciri Inti Stabil dan Tidak Stabil
Untuk mengetahui ciri-ciri inti yang
stabil dan inti yang tidak stabil dapat ditinjau dari perbandingan
antarpartikel yang terkandung di dalam inti atom, yaitu perbandingan
neutron terhadap proton (N/Z). Selain nuklida 1H, semua nuklida atom memiliki proton
dan neutron. Suatu nuklida dinyatakan stabil jika memiliki perbandingan
neutron terhadap proton lebih besar atau sama dengan satu (N/Z >
1). Untuk nuklida ringan (Z < 20), perbandingan N/Z < 1. Untuk
nuklida dengan Z > 20, perbandingan N/Z >1. Perbandingan N/Z untuk
beberapa nuklida yang stabil ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 5.1 Beberapa Nuklida yang Stabil
Nuklida | 2H | 20Ne | 40Ca | 64 n | 90Sn | 120Nd | 202Hg |
Z | 1 | 10 | 20 | 30 | 40 | 50 | 80 |
N | 1 | 10 | 20 | 34 | 50 | 70 | 122 |
N/Z | 1 | 1 | 1 | 1,13 | 1,25 | 1,50 | 1,50 |
Berdasarkan tabel tersebut, tampak bahwa
nilai N/Z berubah sebagai fungsi Z. Hubungan proton dan neutron dapat
diungkapkan dalam bentuk grafik yang disebut grafik pita kestabilan.
Gambar 5.1 Grafik pita kestabilan
Nuklida stabil ditunjukkan oleh titik hitam yang berkerumun membentang
seperti pita sehingga disebut pita kestabilan. Di luar pita kestabilan
tergolong radioaktif.
Dengan bertambahnya jumlah proton (Z),
perbandingan neutron proton meningkat hingga 1,5. Kenaikan angka banding
N/Z diyakini akibat meningkatnya tolakan muatan positif dari proton.
Untuk mengurangi tolakan antar proton diperlukan neutron yang berlebih.
Nuklida di luar pita kestabilan umumnya bersifat radioaktif
atau nuklida tidak stabil. Nuklida yang terletak di atas pita
kestabilan adalah nuklida yang memiliki neutron berlebih. Untuk mencapai
keadaan inti yang stabil, nuklida ini mengubah neutron menjadi proton
dan partikel beta.
Nuklida yang terletak di bawah pita
kestabilan adalah nuklida yang miskin neutron. Untuk mencapai keadaan
yang stabil, dilakukan dengan cara memancarkan positron atau penangkapan
elektron (electron capture) pada kulit K menjadi neutron.
Nuklida yang terletak di atas pita kestabilan dengan nomor atom (jumlah
proton) lebih dari 83 adalah nuklida yang memiliki neutron dan proton
melimpah. Untuk mencapai keadaan stabil, nuklida ini melepaskan sejumlah
partikel alfa (inti atom He).
Contoh Meramalkan Kestabilan Inti
Ramalkan apakah nuklida 7N13 stabil atau tidak. Jika tidak, bagaimana untuk mencapai stabil?
Jawab
Kestabilan inti dapat dilihat dari angka banding N/Z. Untuk inti dengan jumlah proton
(Z) 20, angka banding N/Z= 1.
Jawab
Kestabilan inti dapat dilihat dari angka banding N/Z. Untuk inti dengan jumlah proton
(Z) 20, angka banding N/Z= 1.
Angka banding N/Z untuk 7N13
=6/7 = 0,86 lebih kecil dari 1 sehingga tidak stabil. Oleh karena
nuklida N berada di bawah pita kestabilan ( 1) maka untuk mencapai
stabil dilakukan dengan cara memancarkan positron atau penangkapan
elektron kulit K.
2. Peluruhan Radioaktif
Peluruhan radioaktif adalah peristiwa
spontan emisi beberapa partikel dan radiasi elektromagnetik dari suatu
inti atom tidak stabil menuju inti yang stabil. Peluruhan
radioaktif diketahui merupakan suatu peristiwa eksoergik (pelepasan
energi). Pada proses peluruhan inti berlaku Hukum Kekekalan Energi,
Momentum, Massa, dan Muatan.
a. Persamaan Peluruhan Inti
Persamaan peluruhan inti ditulis seperti
halnya persamaan reaksi kimia. Contoh peluruhan radioaktif 238U
disertai pelepasan partikel alfa dapat ditulis sebagai berikut.
92U238 → 90 Th234 +2He4
Pada persamaan ini, hanya inti yang
berubah yang dituliskan. Tidak perlu menuliskan senyawa kimia atau
muatan elektron untuk setiap senyawa radioaktif yang terlibat sebab
lingkungan kimia tidak memiliki pengaruh terhadap perubahan inti.
Gambar 5.3 Deret peluruhan radioaktif: 238U→ 206Pb
Pereaksi dan produk yang terlibat dalam
peluruhan inti ditulis menurut simbol nuklidanya. Simbol untuk partikel
yang terlibat dalam peluruhan inti adalah sebagai berikut.
Tabel 5.2 Simbol Partikel yang Terlibat dalam Peluruhan Inti
Tabel 5.2 Simbol Partikel yang Terlibat dalam Peluruhan Inti
Proton | Neutron | Beta | Positron | Gamma |
1p1 | 0n1 | -1e0 atau -1β0 | 1e0 atau 1β0 | 0ϒ0 |
Contoh Menuliskan Persamaan Peluruhan Inti
Tuliskan persamaan transmutasi inti untuk peluruhan radioaktif radium–226 disertai pancaran partikel alfa membentuk radon–222.
Jawab
Nomor atom radium 88 dan radon 86. Jadi, simbol kedua nuklida adalah
88 Ra226 dan Persamaan transmutasi intinya:
88 Ra226→ 86 Rn222+ 2He4
Nomor atom radium 88 dan radon 86. Jadi, simbol kedua nuklida adalah
88 Ra226 dan Persamaan transmutasi intinya:
88 Ra226→ 86 Rn222+ 2He4
b. Jenis Peluruhan Radioaktif
Peluruhan radioaktif dapat digolongkan ke dalam tiga jenis peluruhan, yaitu peluruhan alfa,
peluruhan beta (β –, β + atau positron, atau penangkapan elektron), dan
peluruhan gamma. Secara umum ditunjukkan pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3 Jenis Peluruhan Radioaktif
Tabel 5.3 Jenis Peluruhan Radioaktif
Jenis peluruhan | Radiasi | Perubahan Setara | Perubahan Inti | |
No. Atom | No. Massa | |||
Emisi alfa (α) | 2He4 | - | –2 | –4 |
Emisi beta (β) | -1e0 | 0n1 à 1p1 + -1e0 | +1 | 0 |
Emisi positron (β+) | 1e0 | 1p1 à 0n1 + 1e0 | –1 | 0 |
Penangkapan elektron | Sirnar-X | 1p1 + -1e0 Ã 0n1 | –1 | 0 |
Emisi gamma (Ï’) | 0Ï’0 | - | 0 | 0 |
1. Emisi alfa adalah emisi nuklida 2He4 atau partikel alfa dari inti tidak stabil.
Misalnya, pada peluruhan radioaktif 226Ra.
88 Ra226 ⎯⎯→ 86 Rn 222 + 2He4
Nuklida yang memiliki nomor atom di atas 83 akan memancarkan partikel alfa.
Misalnya, pada peluruhan radioaktif 226Ra.
88 Ra226 ⎯⎯→ 86 Rn 222 + 2He4
Nuklida yang memiliki nomor atom di atas 83 akan memancarkan partikel alfa.
2. Emisi beta (β-) adalah emisi elektron
berkecepatan tinggi dari inti tidak stabil. Emisi beta sama dengan
perubahan neutron menjadi proton. Persamaannya:
0 n1 → 1 p1 + -1e0
Nuklida di atas pita kestabilan akan memancarkan partikel beta.
0 n1 → 1 p1 + -1e0
Nuklida di atas pita kestabilan akan memancarkan partikel beta.
3. Emisi positron (β+) adalah emisi
sejenis elektron yang bermuatan positif. Emisi positron setara dengan
perubahan proton menjadi neutron.
1p1 → 0 n1 + 1 e0
Emisi positron terjadi pada nuklida yang berada di bawah pita kestabilan.
1p1 → 0 n1 + 1 e0
Emisi positron terjadi pada nuklida yang berada di bawah pita kestabilan.
4. Penangkapan elektron ( electron
capture) adalah peluruhan inti dengan menangkap elektron dari orbital
yang terdekat ke inti, yaitu kulit K. Dalam hal ini, proton diubah
menjadi neutron.
1 p1 + -1e0 → 0 n1
1 p1 + -1e0 → 0 n1
5. Emisi gamma (Ï’) dihasilkan dari nuklida yang tereksitasi setelah
menjalani peluruhan. Peluruhan radioaktif menghasilkan nuklida pada
keadaan tereksitasi yang tidak stabil. Untuk mencapai keadaan stabil
dilakukan dengan cara mengemisikan energi dalam bentuk radiasi gamma.
Contohnya:
43Tc99m → 43Tc99 + 0γ0
43Tc99m → 43Tc99 + 0γ0
Gambar 5.5 Radiasi α, β, ϒ dalam medan Magnet
Contoh Meramalkan Jenis Peluruhan Radioaktif
Gunakan pita kestabilan untuk meramalkan peluruhan radioaktif dan tuliskan persamaan transmutasi intinya:
a. 47Ca
b. 25Al
Gunakan pita kestabilan untuk meramalkan peluruhan radioaktif dan tuliskan persamaan transmutasi intinya:
a. 47Ca
b. 25Al
Jawab
a. Nuklida 47Ca memiliki 20 proton dan 27 neutron. Oleh karena nilai N/Z < 1 (di bawah pita kestabilan) maka akan terjadi emisi beta.
b. Nuklida 25Al memiliki 13 proton dan 12 neutron. Oleh karena nilai N/Z 1 (di bawah pita kestabilan) maka akan terjadi emisi positron atau penangkapan elektron. Persamaan transmutasi intinya:
13Al25→ 13Al + 1 e (emisi positron)
atau
13Al25 + −1e0 → 12Mg25 (penangkapan elektron)
a. Nuklida 47Ca memiliki 20 proton dan 27 neutron. Oleh karena nilai N/Z < 1 (di bawah pita kestabilan) maka akan terjadi emisi beta.
b. Nuklida 25Al memiliki 13 proton dan 12 neutron. Oleh karena nilai N/Z 1 (di bawah pita kestabilan) maka akan terjadi emisi positron atau penangkapan elektron. Persamaan transmutasi intinya:
13Al25→ 13Al + 1 e (emisi positron)
atau
13Al25 + −1e0 → 12Mg25 (penangkapan elektron)
3. Nukleosintesis dan Energi Ikat Inti
Nukleosintesis adalah pembentukan inti atom atau nuklida dari partikel-partikel penyusunnya (proton dan neutron). Energi yang terlibat dalam nukleosintesis dinamakan energi ikat inti ( i). Lihat Gambar 5.6.
Nukleosintesis adalah pembentukan inti atom atau nuklida dari partikel-partikel penyusunnya (proton dan neutron). Energi yang terlibat dalam nukleosintesis dinamakan energi ikat inti ( i). Lihat Gambar 5.6.
Gambar 5.6 Kehilangan massa diubah menjadi energi yang digunakan untuk mengikat nukleon membentuk satu kesatuan di dalam inti.
Menurut aspek energitika, suatu inti
atom stabil jika memiliki energi ikat inti besar. Dengan kata lain,
makin besar energi ikat inti, makin stabil inti atom tersebut. Energi
ikat inti, Ei didefinisikan sebagai selisih energi antara energi nuklida
hasil sintesis dengan energi nukleon penyusunnya. Contoh, nuklida 4He disintesis dari 2 proton dan 2 neutron.
2 1p1 + 2 0n1→ 2He4
Δ Enukelosintesis = Ei = Enuklida He – E(2p + 2n)
Bagaimana mengukur perubahan energi inti
tersebut? Menurut Einstein, perubahan energi inti dapat ditentukan
secara langsung dari perubahan massa nukleon, sebab perubahan massa
selalu disertai perubahan energi sesuai persamaan:
E = m c2 atau ΔE = c2 Δm
Keterangan:
c = kecepatan cahaya (3×108 m s–1)
Δm = perubahan massa (kg)
c = kecepatan cahaya (3×108 m s–1)
Δm = perubahan massa (kg)
Satuan yang digunakan untuk energi ikat
inti adalah Mega elektron volt (MeV). Satu Mega elektron volt (1 MeV)
sama dengan 1,062 × 10–13 Joule, atau 1 MeV = 1,062 × 10–13 Joule
Hubungan satuan energi ikat inti dan massa partikel subinti dalam satuan sma adalah 1 sma = 931,5 MeV
Hubungan satuan energi ikat inti dan massa partikel subinti dalam satuan sma adalah 1 sma = 931,5 MeV
Contoh Menentukan Perubahan Energi Inti
Hitung perubahan energi pada pembentukan nuklida helium (partikel alfa) berikut.
2 0n1 + 2 1p1 → 2He4
a. dalam satuan MeV
b. dalam satuan Joule
Hitung perubahan energi pada pembentukan nuklida helium (partikel alfa) berikut.
2 0n1 + 2 1p1 → 2He4
a. dalam satuan MeV
b. dalam satuan Joule
Jawab
a. Energi ikatan inti dalam satuan Me
Perubahan massa pada pembentukan He:
Δm= mHe – 2(mn + mp)
Δm={4,00150 – 2(1,00867 + 1,00728)} sma
Δm= – 0,0304 sma
Ei = (– 0,0304 sma) (931,5 MeV sma–1)
Ei = – 28,3176 MeV
a. Energi ikatan inti dalam satuan Me
Perubahan massa pada pembentukan He:
Δm= mHe – 2(mn + mp)
Δm={4,00150 – 2(1,00867 + 1,00728)} sma
Δm= – 0,0304 sma
Ei = (– 0,0304 sma) (931,5 MeV sma–1)
Ei = – 28,3176 MeV
b. Energi ikat inti dalam satuan Joule
1 MeV = 1,062 × 10–13 J
Ei = –28,3176 MeV × 1,062 × 10–13 J MeV–1
Ei = –3,007 × 10–12 J
1 MeV = 1,062 × 10–13 J
Ei = –28,3176 MeV × 1,062 × 10–13 J MeV–1
Ei = –3,007 × 10–12 J
Jadi, pada pembentukan nuklida He dilepaskan energi sebesar 28,3176 MeV atau 3,007 × 10–12 J.
Kekurangan massa pada pembentukan
nuklida helium (Contoh Soal 5.4 di atas) disebabkan telah diubah menjadi
energi yang digunakan untuk mengikat partikel subinti agar tidak pecah.
Oleh karena itu, makin besar energi ikat inti makin stabil inti
tersebut.
Energi ikat per nukleon bervariasi
bergantung pada nomor atom unsur-unsur stabil. Energi ikat rata-rata
maksimum sekitar 8,8 MeV dimiliki oleh atom Fe dan Ni, seperti
ditunjukkan pada gambar berikut.
Gambar 5.7 Grafik Energi ikat nukleon terhadap nomor massa
contoh Menghitung Energi Ikat Inti
Hitung energi ikat 235U jika massa nuklidanya sebesar 235,034 sma.
Jawab
Nuklida 235U mengandung 92 proton dan 143 neutron. Massa nukleon penyusun 235U adalah
92 × 1,00728 sma = 92,6698 sma
143 × 1,00867 sma = 144,2398 sma
Total massa = 236,9096 sma
Kekurangan massa dari nuklida ini adalah
Massa nukleon = 236,9096 sma
Massa nuklida = 235,0349 sma
Kekurangan massa = 1,8756 sma
Energi ikat inti 235U per nuklida adalah
Ei = 1,8756 sma × 931,5 MeV sma–1
Ei= 1747,1214 MeV
Nuklida 235U mengandung 92 proton dan 143 neutron. Massa nukleon penyusun 235U adalah
92 × 1,00728 sma = 92,6698 sma
143 × 1,00867 sma = 144,2398 sma
Total massa = 236,9096 sma
Kekurangan massa dari nuklida ini adalah
Massa nukleon = 236,9096 sma
Massa nuklida = 235,0349 sma
Kekurangan massa = 1,8756 sma
Energi ikat inti 235U per nuklida adalah
Ei = 1,8756 sma × 931,5 MeV sma–1
Ei= 1747,1214 MeV
Dear readers, after reading the Content please ask for advice and to provide constructive feedback Please Write Relevant Comment with Polite Language.Your comments inspired me to continue blogging. Your opinion much more valuable to me. Thank you.