Unsur-Unsur Gas Mulia. Selama
ini Anda tentu berpandangan bahwa unsur-unsur gas mulia bersifat
stabil, dalam arti tidak dapat membentuk senyawa. Mereka cenderung
menyendiri sehingga gas mulia mendapat julukan gas lembam (inert).
Namun, pada 1962 pandangan tersebut gugur sebab beberapa senyawa gas
mulia dapat disintesis, walaupun tidak semua gas mulia dapat dibentuk
senyawanya.
1. Kelimpahan Gas Mulia di Alam. Pada 1892, Lord Rayleight menemukan bahwa massa jenis gas nitrogen yang diperoleh dari udara (1,2561 g L–1) lebih besar dari yang diperoleh dari hasil penguraian senyawa nitrogen di laboratorium (1,2498 g L–1).
Dia menyimpulkan gas nitrogen dari udara mengandung gas lain. Untuk
mengetahui gas tersebut, Rayleight bersama-sama illiam Ramsay melakukan
penyelidikan dengan cara mereaksikan gas nitrogen dari udara dengan
magnesium pada suhu tinggi menjadi padatan Mg3N2dan
gas sisa yang tidak reaktif. Gas sisa selanjutnya dimasukkan ke dalam
tabung hampa udara dan dilewatkan muatan listrik bertegangan tinggi
hingga terpancar sinar yang berwarna merah-hijau. Ramsay dan Rayleight
menyimpulkan bahwa gas sisa adalah unsur baru, disebut argon (dalam
bahasa unani argos, artinya malas). Mereka menduga bahwa argon termasuk
dalam kolom unsur baru pada tabel periodik, terletak antara halogen dan
logam alkali. Setelah ditemukan gas argon, gas mulia yang lain
ditemukan. Ramsay menemukan bahwa di udara juga terdapat gas mulia lain
yang merupakan komponen utama matahari sehingga gas tersebut dinamakan
helium ( unani, helios, artinya matahari). Gas mulia berikutnya yang
ditemukan Ramsay adalah gas neon (neos, artinya baru), kripton (kryptos,
artinya tersembunyi), dan xenon ( enos, artinya asing).
2. Sifat-Sifat Unsur Gas Mulia. Pada pembahasan Ikatan Kimia di Kelas X, gas mulia dianggap stabil karena memiliki konfigurasi elektron yang terisi penuh:
He: 1s2
Ne: 1s2 2s2 2p6
Ar: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
Xe: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p6
Selama beberapa tahun, pandangan
tersebut dijadikan acuan pada pembentukan ikatan kimia. Menurut teori
Lewis, gas mulia tidak reaktif sebab memiliki konfigurasi oktet.
Ketidakreaktifan gas mulia juga dapat dilihat dari data energi
ionisasinya. Makin besar energi ionisasi, makin sukar gas mulia
membentuk senyawa. Gas helium dan neon hingga saat ini belum dapat
dibuat senyawanya. Pada tekanan normal, semua gas mulia dapat
dipadatkan, kecuali helium. Gas helium hanya dapat dipadatkan pada
tekanan sangat tinggi, di atas 25 atm. Oleh karena gas helium merupakan
gas yang memiliki titik leleh dan titik didih paling rendah maka gas
tersebut dapat digunakan sebagai pendingin untuk mempertahankan suhu di
bawah 10 K. Pada 4 K, gas helium menunjukkan sifat super fluida tanpa
viskositas disebut super konduktor, yaitu zat yang memiliki daya hantar
listrik tanpa hambatan dan menolak medan magnet. Daya hantar listrik
helium pada 4 K, 800 kali lebih cepat dibandingkan kawat tembaga.
3. Pembuatan dan Kegunaan Unsur Gas Mulia. Secara
komersial, semua gas mulia, kecuali helium dan radon diperoleh melalui
distilasi bertingkat udara cair. Perbedaan titik didih yang tinggi
memungkinkan gas-gas mulia di udara dapat dipisahkan. Gas mulia banyak
dipakai sebagai gas pengisi lampu pijar dan neon. Hampir semua gas mulia
berwarna terang jika loncatan bunga api listrik dilewatkan ke dalam
tabung berisi gas mulia. Neon berwarna merah, argon berwarna merah muda,
kripton berwarna putih-biru, dan xenon berwarna biru.
Tabel 3.1 Energi Ionisasi Pertama Unsur-Unsur Gas Mulia
Gas mulia | EI(kJ mol–1) |
He | 2377 |
Ne | 2088 |
Ar | 1527 |
Kr | 1356 |
Xe | 1176 |
Rn | 1042 |
Gas mulia merupakan gas monoatomik,
tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Argon, kripton, dan
xenon sedikit larut dalam air akibat terjebak di antara molekul air.
Helium dan neon tidak dapat larut dalam air, sebab jari-jari atomnya
terlalu kecil hingga dapat meninggalkan air. Beberapa sifat fisika gas
mulia dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.2 Sifat Fisika dan Kimia Unsur-Unsur Gas Mulia
Tabel 3.2 Sifat Fisika dan Kimia Unsur-Unsur Gas Mulia
Sifat Fisika | He | Ne | Ar | Kr | e | Rn |
Jari-jari (pm) |
Kerapatan (g cm–3) | 0,18 | 0,90 | 1,80 | 3,75 | 5,8 | 10 |
Titik didih (°C) | –269 | –246 | –186 | –153 | –108 | –62 |
Titik leleh (°C) | –272 | –249 | –189 | –157 | –112 | –71 |
Pada tekanan normal, semua gas mulia
dapat dipadatkan, kecuali helium. Gas helium hanya dapat dipadatkan pada
tekanan sangat tinggi, di atas 25 atm. Oleh karena gas helium merupakan
gas yang memiliki titik leleh dan titik didih paling rendah maka gas
tersebut dapat digunakan sebagai pendingin untuk mempertahankan suhu di
bawah 10 K. Pada 4 K, gas helium menunjukkan sifat super fluida tanpa
viskositas disebut super konduktor, yaitu zat yang memiliki daya hantar
listrik tanpa hambatan dan menolak medan magnet. Daya hantar listrik
helium pada 4 K, 800 kali lebih cepat dibandingkan kawat tembaga.
3. Pembuatan dan Kegunaan Unsur Gas Mulia. Secara
komersial, semua gas mulia, kecuali helium dan radon diperoleh melalui
distilasi bertingkat udara cair. Perbedaan titik didih yang tinggi
memungkinkan gas-gas mulia di udara dapat dipisahkan. Gas mulia banyak
dipakai sebagai gas pengisi lampu pijar dan neon. Hampir semua gas mulia
berwarna terang jika loncatan bunga api listrik dilewatkan ke dalam
tabung berisi gas mulia. Neon berwarna merah, argon berwarna merah muda,
kripton berwarna putih-biru, dan xenon berwarna biru.
Gambar 3.1 Skema pencairan udara, digunakan dalam pembuatan udara cair komersial.
Sumber helium adalah gas alam. Helium
memiliki titik didih paling rendah sehingga banyak dipakai sebagai
pendingin. Gas mulia juga dipakai sebagai pelarut gas oksigen bagi para
penyelam dan sebagai udara atmosfer bagi pesawat ruang angkasa. Oleh
karena tabung yang berisi gas mulia menghasilkan cahaya berwarna terang
jika dilewatkan loncatan bunga api listrik maka gas mulia banyak
digunakan dalam alat penerang (Gambar 3.2). Lampu neon dari gas mulia
banyak digunakan dalam papan reklame. Helium dan nitrogen digunakan
sebagai pengisi bola lampu pijar. Dalam bola lampu, campuran gas
tersebut mengkonduksi panas dari filamen tungsten.
Gambar 3.2 Berbagai jenis lampu berisi gas mulia.
Gas mulia juga digunakan dalam sejumlah
sinar laser. Laser dari neonhelium pertama kali dioperasikan sebagai gas
laser yang kontinu. Laser tersebut memancarkan cahaya merah dengan
panjang gelombang 632,8 nm. Argon merupakan gas mulia terbanyak di
udara, diperoleh dengan cara pemanasan udara kering dengan CaC2. Menurut cara ini, gas O2dan N2 bereaksi dengan CaC2 dan menyisakan gas argon. Persamaan kimianya:
Udara + 3 CaC2⎯⎯→CaCN2 + 2CaO + 5 C + Ar
Gas argon digunakan sebagai gas
penyambung (las) logam (Gambar 3.4). Dalam sistem pengukuran, kripton
digunakan sebagai standar satuan panjang. Ukuran panjang satu meter
didefinisikan sebagai 1.650.763,73 kali panjang gelombang spektrum garis
ungu-merah dari atom kripton.
Gambar 3.3 Lampu kilat (blitz) yang dipakai pada foto analog mengandung gas xenon.
4. Senyawa Gas Mulia. Neil
Bartlett, orang pertama yang membuat senyawa gas mulia. Dia mengetahui
bahwa molekul oksigen dapat bereaksi dengan platina heksafluorida, PtF6 membentuk padatan ionik [O2+][PtF6–]. Oleh karena energi ionisasi gas xenon (1,17 × 103 kJ mol–1) tidak berbeda jauh dengan molekul oksigen (1,21×103 kJ mol–1), Bartlett menduga bahwa xenon juga dapat bereaksi dengan platina heksafluorida.
Gambar 3.4 Gas argon banyak digunakan dalam las (menyambung) logam.
Pada tahun 1962, Bartlett berhasil mensintesis senyawa xenon dengan rumus XeF6
berwarna jingga-kuning (lihat Gambar 3.5). Selain itu, xenon juga dapat
bereaksi dengan fluor secara langsung dalam tabung nikel pada suhu
400°C dan tekanan 6 atm menghasilkan xenon tetrafluorida, berupa padatan
tidak berwarna dan mudah menguap.
Xe(g) + 2F2(g) ⎯⎯→XeF4(s)
Sejak saat itu banyak senyawa gas mulia
yang dibuat dengan unsur-unsur yang keelektronegatifan tinggi, seperti
fluor dan oksigen. Lihat Tabel 3.3. Di antara semua unsur gas mulia,
baru kripton dan xenon yang dapat dibuat senyawanya. Mengapa kedua gas
mulia ini dapat membentuk senyawa?
Tabel 3.3 Senyawa yang Mengandung Unsur Gas Mulia (Xenon) dengan Unsur Elektronegatif
Senyawa
|
Rumus |
Deskripsi
|
Xenon difluorida | XeF2 | Kristal tak berwarna |
Xenon tetrafluorida | XeF4 | Kristal tak berwarna |
Xenon heksafluorida | XeF6 | Kristal tak berwarna |
Xenon trioksida | XeO3 | Kristal tak berwarna, eksplosif |
Xenon tetroksida | XeO4 | Gas tak berwarna, eksplosif |
Hal ini berkaitan dengan jari-jari atom
gas mulia. Pada tabel periodik, jari-jari atom gas mulia makin ke bawah
makin besar. Akibatnya, gaya tarik inti terhadap elektron valensi makin
berkurang sehingga atom-atom gas mulia seperti xenon dan kripton lebih
reaktif dibandingkan gas mulia yang lain. Radon dengan jari-jari paling
besar juga dapat bereaksi dengan oksigen atau fluor, tetapi karena radon
merupakan unsur radioaktif menjadikan senyawa yang terbentuk sukar
dipelajari. Jika senyawa-senyawa fluorida dari xenon direaksikan dengan
air akan terbentuk senyawa xenon yang lain. Persamaan kimianya:
2XeF2 + 2H2O⎯⎯→2Xe + O2 + 4HF
6XeF4 + 12H2O⎯⎯→2XeO3 + 4Xe + 3O2 + 24HF
XeF6 + H2O⎯⎯→XeOF4 + 2HF
Xenon trioksida, XeO3 merupakan oksida xenon yang paling utama. XeO3 memiliki bentuk padat berwarna putih dan bersifat eksplosif. Akan tetapi, jika dilarutkan dalam air, sifat eksplosif XeO3 akan hilang sebab terbentuk senyawa asam ksenat, H2XeO4,
yang bersifat oksidator kuat. Xenon trioksida dapat juga bereaksi
dengan suatu basa, seperti NaOH membentuk garam ksenat dan garam
perksenat. Persamaan kimianya:
XeO3 + NaOH⎯⎯→NaHXeO4 (natrium ksenat)
4NaHXeO4 + 8NaOH⎯⎯→3Na4XeO6 + Xe + 6H2O (natrium perksenat)
Dear readers, after reading the Content please ask for advice and to provide constructive feedback Please Write Relevant Comment with Polite Language.Your comments inspired me to continue blogging. Your opinion much more valuable to me. Thank you.