Struktur dan Sifat Benzena-Senyawa benzena
pertama kali disintesis oleh Michael Faraday pada tahun 1825, dari gas
yang dipakai sebagai bahan bakar lampu penerang. Sepuluh tahun kemudian
diketahui bahwa benzena memiliki rumus molekul C6H6
sehingga disimpulkan bahwa benzena memiliki ikatan rangkap yang lebih
banyak daripada alkena. Ikatan rangkap pada benzena berbeda dengan
ikatan rangkap pada alkena. Ikatan rangkap pada alkena dapat mengalami
reaksi adisi, sedangkan ikatan rangkap pada benzena tidak dapat diadisi,
tetapi benzena dapat bereaksi secara substitusi. Contoh:
Reaksi adisi: C2H4 + Cl2 → C2H4Cl2Reaksi substitusi: C6H6 + Cl2→ C6H5Cl + HCl
Menurut Friedrich August Kekule, keenam
atom karbon pada benzena tersusun secara siklik membentuk segienam
beraturan dengan sudut ikatan masing-masing 120°. Ikatan antara atom
karbon adalah ikatan rangkap dua dan tunggal bergantian (terkonjugasi).
Gambar 7.1 Molekul benzena
Analisis sinar-X terhadap struktur
benzena menunjukkan bahwa panjang ikatan antaratom karbon dalam benzena
sama, yaitu 0,139 nm. Adapun panjang ikatan rangkap dua C=C adalah 0,134
nm dan panjang ikatan tunggal C–C adalah 0,154 nm. Jadi, ikatan
karbon-karbon pada molekul benzena berada di antara ikatan rangkap dua
dan ikatan tunggal. Hal ini menggugurkan struktur dari Kekule.
Berdasarkan hasil analisis sinar-X maka diusulkan bahwa ikatan rangkap
pada molekul benzena tidak terlokalisasi pada karbon tertentu melainkan
dapat berpindah-pindah (terdelokalisasi). Gejala ini dinamakan
resonansi. Untuk menggambarkan ikatan rangkap dua yang terdelokalisasi
pada molekul benzena dinyatakan dengan bentuk lingkaran, seperti
ditunjukkan berikut ini.
Struktur resonansi benzena
Struktur benzena menurut konsep delokalisasi elektron
Teori resonansi dapat menerangkan mengapa benzena sukar mengalami
reaksi adisi. Sebab, ikatan rangkap dua karbon-karbon dalam benzena
terdelokalisasi dan membentuk cincin yang kuat terhadap reaksi kimia
sehingga tidak mudah diganggu. Pada suhu kamar, benzena berwujud cair
dengan bau yang khas, tidak berwarna, bersifat racun, dan mudah terbakar
(Gambar 7.2). Titik didih benzena 80°C dan titik bekunya 5,5°C. Lihat
tabel berikut.Tabel 7.1 Titik Beku dan Titik Didih dari Molekul Benzena
Nama | Titik Beku (°C) | Titik Didih(°C) |
Benzena | 5,5 | 80 |
Naftalena | 81 | 218 |
Antrasena | 216 | 342 |
Metilbenzena | – 95 | 111 |
Stirena | – 31 | 145 |
o–dimetilbenzena | – 25 | 144 |
m–dimetilbenzena | – 48 | 139 |
p–dimetilbenzena | 13 | 138 |
Gambar 7.2 Benzena merupakan cairan tidak berwarna dan mudah terbakar.
Benzena paling banyak digunakan sebagai
pelarut senyawa karbon yang bersifat nonpolar dan sebagai bahan baku
untuk pembuatan senyawa turunan benzena. Semua senyawa karbon yang
mengandung cincin benzena digolongkan sebagai turunan benzena. Reaksi
umum benzena adalah reaksi substitusi, yaitu penggantian atom H oleh
gugus lain tanpa mengganggu cincin karbonnya. Contoh:
Struktur dan Sifat Benzena
Reaksi Substitusi Benzena
Kegunaan Senyawa Benzena
Senyawa Polisiklik Aromatik
Dear readers, after reading the Content please ask for advice and to provide constructive feedback Please Write Relevant Comment with Polite Language.Your comments inspired me to continue blogging. Your opinion much more valuable to me. Thank you.