Struktur Gugus Fungsi Keton (R–CO–R’). Keton
tergolong senyawa karbonil karena memiliki gugus fungsional C=O, dan
atom karbon pada gugus karbonil dihubungkan dengan dua residu alkil (R),
dan atau aril (Ar). Beberapa rumus struktur keton di antaranya:
Berdasarkan rumus struktur tersebut
dapat disimpulkan bahwa senyawa keton memiliki rumus umum sebagai:
RCOR’, dengan residu alkil (R) atau aril (Ar) dapat sama atau berbeda.
a. Tata Nama Keton.
Sebagaimana halnya aldehid, pada senyawa keton dikenal juga nama IUPAC
dan nama trivial. Penamaan dengan sistem IUPAC diturunkan dari nama
alkana dengan mengganti akhiran –a dengan –on. Oleh karena itu, keton
secara umum disebut golongan alkanon.
Gambar 6.13 Posisi gugus karbonil pada keton selalu di antara rantai hidrokarbon.
Penomoran rantai karbon induk diberikan
kepada atom karbon yang terdekat dengan gugus karbonil. Dengan kata
lain, atom karbon pada gugus karbonil diambil nomor yang terendahnya.
Penamaan secara trivial, kedua gugus alkil atau aril yang terikat pada
gugus karbonil disebutkan lebih dulu menurut alfabet, kemudian diikuti
dengan kata keton. Contoh penamaan senyawa keton terdapat dalam Tabel
6.9.
Tabel 6.9 Penataan Nama pada Keton Menurut Trivial dan IUPAC
Rumus struktur Keton | Trivial | IUPAC |
Dimetil keton | Propanon | |
Etil metil keton | 2–butanon | |
Dietil keton | 3–pentanon | |
Sikloheksanon | Sikloheksanon |
Contoh Penamaan pada Keton
Berilah nama pada senyawa keton berikut menurut IUPAC dan trivial.
Berilah nama pada senyawa keton berikut menurut IUPAC dan trivial.
Jawab
Menurut IUPAC,
tentukan rantai induk terpanjang yang mengandung gugus karbonil dengan
nomor paling rendah. Jadi, penataan nama menurut IUPAC dan trivial
adalah
IUPAC: 4–metil–2–pentanon.
Trivial: isobutil metil keton
IUPAC: 4–metil–2–pentanon.
Trivial: isobutil metil keton
b. Isomer pada Keton. Isomer posisi yang terjadi pada keton disebabkan oleh adanya perubahan dalam kedudukan gugus karbonil dalam rantai, misalnya:
Selain isomer posisi dalam molekul itu
sendiri, keton dapat juga berisomeri fungsional dengan aldehid, misalnya
propanal berisomeri fungsional dengan propanon.
c. Reaksi Identifikasi Aldehid dan Keton
Untuk mengenal adanya gugus aldehid
dan keton dalam suatu senyawa dapat dilakukan dengan pereaksi ,
–dinitrofenilhidrazin. Reaksi antara aldehid atau keton dengan pereaksi
2,4–dinitrofenilhidrazin membentuk suatu endapan dari
2,4–dinitrofenilhidrazon. Persamaan reaksinya:
Untuk membedakan aldehid dan keton dapat
dilakukan dengan cara oksidasi. Aldehid mudah dioksidasi menghasilkan
asam karboksilat, sedangkan keton tahan terhadap oksidasi. Dengan
oksidator kuat pada kondisi tertentu akan terjadi reaksi:
Tes Tollen (larutan AgNO3 dalam amonia
berlebih) merupakan metode yang digunakan untuk membedakan aldehid dan
keton di laboratorium. (Gambar 6.14) Prinsip dasarnya adalah kemudahan
oksidasi kedua golongan senyawa ini. Perak(I) mudah direduksi menjadi
logam perak oleh aldehid, tetapi tidak oleh keton.
Gambar 6.14 Tes tollen digunakan untuk membedakan aldehid dan keton. Jika terbentuk cermin, menunjukkan adanya aldehid.
Untuk mengujinya, campurkan cuplikan
dengan pereaksi Tollen pada tabung reaksi bersih. Jika senyawa adalah
aldehid maka setelah beberapa menit logam perak akan menempel pada
bagian dalam tabung sebagai pelapis yang reflektif (reaksi yang
digunakan untuk membuat cermin), sedangkan keton tidak terjadi reaksi.
Cara lain untuk membedakan aldehid dan keton adalah dengan pereaksi
ehling (larutan Cu2+ dalam Basa kuat seperti KOH). Aldehid dapat mereduksi larutan Fehling membentuk endapan merah Cu2O, sedangkan keton tidak terjadi reaksi. Perhatikan Gambar 6.15.
Gambar 6.15 Pereaksi Fehling akan memberikan endapan berwarna merah bata.
d. Sifat, Pembuatan, dan Kegunaan Keton
Pembuatan keton dapat dilakukan dengan cara oksidasi alkohol sekunder (seperti yang telah diterangkan pada bagian alkohol).
Selain dengan cara oksidasi, keton dapat
dibuat melalui reaksi Friedel-craft terutama untuk pembuatan aril keton
dengan katalis aluminium halida. Persamaan kimianya:
Beberapa sifat senyawa keton yang umum adalah sebagai berikut.
a. Keton dengan jumlah atom C rendah (C1 – C5) berwujud cair pada suhu kamar.
b. Oleh karena keton memiliki gugus
karbonil yang polar maka senyawa keton larut dalam pelarut air maupun
alkohol. Kelarutan senyawa keton berkurang dengan bertambahnya rantai
alkil.
c. Adanya kepolaran menimbulkan
antaraksi antarmolekul keton sehingga senyawa keton umumnya memiliki
titik didih relatif tinggi dibandingkan dengan senyawa nonpolar yang
massa molekulnya relatif sama. Titik didih beberapa senyawa keton
ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 6.10 Sifat Fisika Senyawa Keton
Nama | Rumus | Titik Beku (°C) | Titik Didih (°C) |
Aseton | CH3COCH3 | – 94 | 56 |
Metil etil keton | CH3COC2H5 | – 86 | 80 |
2–pentanon | CH3COC3H7 | – 76 | 102 |
3–pentanon | C2H5COC2H5 | – 41 | 101 |
2–heksanon | CH3COC4H9 | – 35 | 150 |
3–heksanon | C2H5COC3H7 | 124 |
Aseton merupakan senyawa keton paling
sederhana. Aseton berwujud cair pada suhu kamar dengan bau yang harum.
Cairan ini sering digunakan sebagai pelarut untuk vernish, pembersih cat
kayu, dan pembersih cat kuku. Dalam industri, aseton digunakan sebagai
bahan baku untuk membuat kloroform.
Dear readers, after reading the Content please ask for advice and to provide constructive feedback Please Write Relevant Comment with Polite Language.Your comments inspired me to continue blogging. Your opinion much more valuable to me. Thank you.