Sumber dan Kegunaan Unsur Transisi. Umumnya
unsur-unsur transisi periode keempat terdapat dalam bentuk oksida,
sulfida, dan karbonat. Hanya tembaga yang dapat ditemukan dalam keadaan
bebas maupun dalam bentuk senyawanya. Hal ini disebabkan tembaga
tergolong unsur logam yang relatif sukar dioksidasi. Keberadaan
unsur-unsur transisi dalam bentuk oksidasi dan sulfida disebabkan
unsur-unsur logam yang berasal dari perut bumi terdesak menuju kerak
bumi akibat tekanan magma. Selama dalam perjalanan menuju kerak bumi,
unsur-unsur logam bereaksi dengan belerang atau oksigen yang terdapat di
kerak bumi sehingga terbentuk mineral dari unsur-unsur transisi.
Tabel 4.4 Sumber Mineral Unsur Transisi
Logam | Mineral | Komposisi |
Titanium | Rutil | TiO2 |
Ilmenit | FeTiO3 | |
Vanadium | Vanadit | Pb3(VO4)2 |
Kromium | Kromit | FeCr2O4 |
Mangan | Pirolusit | MnO2 |
Besi | Hematit | Fe2O3 |
Magnetit | Fe3O4 | |
Pirit | FeS | |
Siderit | FeCO3 | |
Kobalt | Smaltit | CoAs2 |
Kobaltit | CoAsS | |
Nikel | Nikelit | NiS |
Tembaga | Kalkosit | Cu2S |
Kalkofirit | CuFeS | |
Malasit | Cu2CO3(OH)2 | |
Seng | Spalerit | ZnS |
Oleh sebab itu, mineral dari logam-logam
transisi pada umumnya dalam bentuk oksida atau sulfida dan sebagian
dalam bentuk senyawa karbonat. Jika dilihat pada Tabel 4.4, tampak bahwa
bentuk oksida merupakan mineral paling banyak ditemukan di alam sebab
hampir semua material alam mengandung oksigen. Mineral dapat dijadikan
sumber material untuk memproduksi bahanbahan komersial yang disebut
bijih logam. Sumber bijih logam tersebar di berbagai wilayah Indonesia,
seperti ditunjukkan pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Sumber Bijih Logam di Berbagai Daerah di Indonesia
Logam |
Mineral
|
Rumus
|
Daerah
|
Besi | Hematit | Fe2O3 | Kalimantan Barat |
Magnetit | Fe3O4 | Sumatra Barat | |
Siderit | FeCO3 | Sumatra Selatan | |
Pirit | FeS2 | Sulawesi Tengah | |
Nikel | Nikelit | NiS | Sulawesi Tengah |
Garnerit | H2(NiMg)SiO4.2H2O | Sulawesi Tengah | |
Tembaga | Kalkopirit | CuFeS2 | Pegunungan Jayawijaya; Kalimantan Barat |
1. Sumber dan Kegunaan Skandium (Sc)
Scandium adalah unsur yang jarang
terdapat di alam. Walaupun ada, umumnya terdapat dalam bentuk senyawa
dengan biloks +3. Misalnya, ScCl3, Sc2O3, dan Sc2(SO4)3.
Sifat-sifat senyawa skandium semuanya mirip, tidak berwarna dan
bersifat diamagnetik. Hal ini disebabkan dalam semua senyawanya skandium
memiliki konfigurasi elektron
ion Sc3+, sedangkan sifat warna dan kemagnetan ditentukan oleh
konfigurasi elektron dalam orbital d. Logam skandium dibuat melalui
elektrolisis lelehan ScCl3. Dalam jumlah kecil, scandium digunakan sebagai filamen lampu yang memiliki intensitas tinggi.
2. Sumber dan Kegunaan Titanium (Ti)
Titanium merupakan unsur yang tersebar
luas dalam kulit bumi (sekitar 0,6% massa kulit bumi). Oleh karena
kerapatan titanium relatif rendah dan kekerasan tinggi, titanium banyak
dipakai untuk bahan struktural, terutama pesawat terbang bermesin jet,
seperti Boeing 747. Mesin pesawat terbang memerlukan bahan yang bermassa
ringan, keras, dan stabil pada suhu tinggi. Selain ringan dan tahan
suhu tinggi, logam titanium tahan terhadap cuaca sehingga banyak
digunakan untuk material, seperti pipa, pompa, tabung reaksi dalam
industri kimia, dan mesin mobil. Umumnya, senyawa titanium digunakan
sebagai pigmen warna putih. Titanium(IV) oksida merupakan material padat
yang digunakan sebagai pigmen putih dalam kertas, cat, plastik, fiber
sintetik, dan kosmetik. Sumber utama titanium(IV) oksida adalah bijih
rutil (matrik TiO2) dan ilmenit (FeTiO3). Rutil diolah dengan klorin membentuk TiCl4 yang mudah menguap, kemudian dipisahkan dari pengotor dan dibakar menjadi TiO2.
TiCl4(g) + O2(g) → TiO2(s) + Cl2(g)
Ilmenit diolah dengan asam sulfat membentuk senyawa sulfat yang mudah larut dalam air.
FeTiO3(s) + H2SO4(aq) → Fe2+(aq) + TiO32+(aq) + 2SO42–(aq) + 2H2O(l)
Campuran hasil reaksi dimasukkan ke dalam vakum agar terbentuk FeSO4.7H2O padat yang mudah dikeluarkan. Sisa campuran dipanaskan menjadi titanium(IV) oksida hidrat (TiO2.H2O), selanjutnya hidrat dikeluarkan melalui pemanasan membentuk TiO2 murni.
TiO2.H2O(s) → TiO2(s) + H2O(g)
Senyawa titanium(III) dapat diperoleh melalui reduksi senyawa titan yang memiliki biloks +4. Dalam larutan air, Ti3+ terdapat sebagai ion Ti(H2O)63+
berwarna ungu, yang dapat dioksidasi menjadi titanium(IV) oleh udara.
Titanium(II) tidak stabil dalam bentuk larutan, tetapi lebih stabil
dalam bentuk oksida padat sebagai TiO atau sebagai senyawa halida TiX2.
3. Sumber dan Kegunaan Vanadium (V)
Vanadium tersebar di kulit bumi sekitar 0,02% massa kulit bumi. Sumber utama vanadium adalah vanadit, Pb3(VO4)2.
Vanadium umumnya digunakan untuk paduan dengan logam besi dan titanium.
Vanadium(V) oksida digunakan sebagai katalis pada pembuatan asam
sulfat. Logam vanadium murni diperoleh melalui reduksi elektrolitik leburan garam VCl2.
Logam vanadium menyerupai baja berwarna abu-abu dan bersifat keras
serta tahan korosi. Untuk membuat paduan tidak perlu logam murninya.
Contohnya, ferrovanadium dihasilkan melalui reduksi campuran V2O5 dan Fe2O3
oleh aluminium, kemudian ditambahkan besi untuk membentuk baja
vanadium, baja sangat keras yang digunakan pada bagian mesin dan poros
as.
4. Sumber dan Kegunaan Kromium (Cr)
Bijih kromium paling murah adalah kromit, FeCr2O4, yang dapat direduksi oleh karbon menghasilkan ferrokrom.
FeCr2O4(s) + 4C(s) → Fe–2Cr(s) + 4C(g)
Logam kromium banyak digunakan untuk
membuat pelat baja dengan sifat keras, getas, dan dapat mempertahankan
permukaan tetap mengkilap dengan cara mengembangkan lapisan film oksida.
Kromium dapat membentuk senyawa dengan biloks +2, +3, +6. Kromium(II)
dalam air merupakan reduktor kuat. Kromium(VI) dalam larutan asam
tergolong oksidator kuat. Misalnya, ion dikromat (Cr2O72–)dapat direduksi menjadi ion Cr3+:
Cr2O72–(aq) + 14H+(aq) + 6e– → 2Cr3+(aq) + 7H2O(l)
Biloks |
Senyawa
|
+2 | CrX2 |
+3 | CrX3, Cr2O3, dan Cr(OH)3 |
+6 | K2Cr2O7, Na2CrO4, dan CrO3 |
Dalam larutan basa, kromium(VI) terdapat sebagai ion kromat, tetapi daya oksidatornya berkurang.
CrO42–(aq) + 4H2O(l) + 3e– → Cr(OH)3(s) + 5OH–(aq)
Kromium(VI) oksida (CrO3) larut dalam air membentuk larutan asam kuat yang berwarna merah-jingga:
2CrO3(s) + H2O(l) → 2H+(aq) + Cr2O72–(aq)
Campuran krom(VI) oksida dan asam sulfat
pekat digunakan sebagai pembersih untuk menghilangkan bahan organik
pada alat-alat laboratorium. Akan tetapi, larutan ini bersifat
karsinogen (berpotensi menimbulkan kanker).
5. Sumber dan Kegunaan Mangan (Mn)
Mangan relatif melimpah di alam (0,1%
kulit bumi). Salah satu sumber mangan adalah batuan yang terdapat di
dasar lautan dinamakan pirolusit. Suatu batuan yang mengandung campuran
mangan dan oksida besi. Kegunaan umum mangan adalah untuk membuat baja
yang digunakan untuk mata bor (pemboran batuan). Mangan terdapat dalam
semua biloks mulai dari +2 hingga +7, tetapi umumnya +2 dan +7. Dalam
larutan, Mn2+membentuk Mn(H2O)62+, yang berwarna merah muda. Mangan(VII) terdapat sebagai ion permanganat (MnO4–) yang banyak digunakan sebagai pereaksi analitik. Beberapa jenis mangan yang umum ditunjukkan pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Senyawa Mangan dan Biloksnya
Biloks |
Senyawa
|
+2 | Mn(OH)2, MnS, MnSO4, dan MnCl2 |
+4 | MnO2 |
+7 | KMnO4 |
6. Sumber dan Kegunaan Besi (Fe)
Besi merupakan logam yang cukup melimpah
dalam kulit bumi (4,7%). Besi murni berwarna putih kusam yang tidak
begitu keras dan sangat reaktif terhadap zat oksidator sehingga besi
dalam udara lembap teroksidasi oleh oksigen dengan cepat membentuk
karat.
Tabel 4.8 Senyawa Besi dan Biloksnya
Biloks |
Senyawa
|
+2 | FeS, FeSO4.7H2O, dan K4Fe(CN)6 |
+3 | FeCl3, Fe2O3, K3[Fe(CN)6], dan Fe(SCN)3 |
Campuran +2 dan +3 | Fe3O4 dan KFe[Fe(CN)6] |
Di dalam air, garam besi(II) berwarna hijau terang akibat membentuk ion Fe(H2O)62+. Besi(III) dalam bentuk ion Fe(H2O)63+ tidak berwarna, tetapi larutan garamnya berwarna kuning-cokelat akibat terbentuknya ion Fe(OH)(H2O)52+ yang bersifat basa.
7. Sumber dan Kegunaan Kobalt (Co)
Walaupun kobalt relatif jarang terdapat di alam, tetapi dapat ditemukan dalam bijih smaltit (CoAs2)
dan kobaltit (CoAsS) dalam kadar yang memadai jika diproduksi secara
ekonomis. Kobalt bersifat keras, berwarna putih kebiruan, dan banyak
digunakan untuk membuat paduan, seperti baja perak (stainless steel).
Baja perak merupakan paduan antara besi, tembaga, dan tungsten yang
digunakan dalam instrumentasi dan alat-alat kedokteran (Gambar 4.6).
Gambar 4.6 Isotop kobalt digunakan untuk perawatan pasien kanker
Kobalt utamanya memiliki biloks +2 dan
+3, walaupun senyawa kobalt dengan biloks 0, +1, dan +4 juga dikenal.
Larutan garam kobalt(II) mengandung ion Co(H2O)62+ yang memberikan warna merah muda. Kobalt dapat membentuk berbagai senyawa koordinasi, seperti ditunjukkan pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9 Senyawa Kobalt dan Biloksnya
Biloks |
Senyawa
|
+2 | CoSO4, [Co(H2O)6]Cl2, [Co(H2O)6](NO3)2, dan CoS |
+3 | CoF3, Co2O3, K3[Co(CN)6], dan [Co(NH3)6]Cl3 |
8. Sumber dan Kegunaan Nikel (Ni)
Kelimpahan nikel dalam kulit bumi berada
pada peringkat ke-24, terdapat dalam bijih bersama-sama dengan arsen,
antimon, dan belerang. Logam nikel berwarna putih seperti perak dengan
konduktivitas termal dan listrik tinggi, tahan terhadap korosi, dan
digunakan untuk melapisi logam yang lebih reaktif. Nikel juga digunakan
secara luas dalam bentuk paduan dengan besi membentuk baja. Senyawa
nikel umumnya memiliki biloks +2. Larutan garam nikel(II) dalam air
mengandung ion Ni(H2O)62+ yang berwarna hijau emerald. Senyawa koordinasi nikel(II) dapat dilihat pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Senyawa Nikel dan Biloksnya
Tabel 4.10 Senyawa Nikel dan Biloksnya
Biloks |
Senyawa
|
+2 | NiCl2, [Ni(H2O)6]Cl2, NiS, NiO, Co2O3, [Ni(H2O)6]SO4 |
9. Sumber dan Kegunaan Tembaga (Cu)
Tembaga memiliki sifat konduktor listrik
sangat baik sehingga banyak digunakan sebagai penghantar listrik,
misalnya untuk kabel listrik (Gambar 4.8). Selain itu, tembaga tahan
terhadap cuaca dan korosi. Walaupun tembaga tidak begitu reaktif, tetapi
dapat juga terkorosi. Warna kemerah-merahan dari tembaga berubah
menjadi kehijau-hijauan akibat terkorosi oleh udara membentuk patina.
3Cu(s) + 2H2O(l) + SO2(g) + 2O2(g) → Cu(OH)4SO4
Gambar 4.8 Tembaga digunakan untuk kabel listrik.
Tabel 4.11 Senyawa Tembaga dan Biloksnya
Biloks |
Senyawa
|
+1 | Cu2O, Cu2S, dan CuCl |
+2 | CuO, CuSO4.5H2O, CuCl2.2H2O, dan [Cu(H2O)6](NO3)2 |
Dear readers, after reading the Content please ask for advice and to provide constructive feedback Please Write Relevant Comment with Polite Language.Your comments inspired me to continue blogging. Your opinion much more valuable to me. Thank you.